Mesin motor menghasilkan asap
tebal dan pada saat yang bersamaan tercium bau gosong seperti oli dan karet
yang terbakar. Biasanya terjadi saat pagi hari saat motor akan dipanasi dan
saat dinyalakan kembali setelah beberapa saat mesin dimatikan.
Menurut Cucung Suryana, mekanik Surya Motor,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada umumnya permasalahan seperti itu dialami
sepeda motor yang telah berumur lima tahun atau lebih. Meski demikian, motor
baru pun juga bisa mengalaminya bila perawatan mesin tidak bagus atau karena
cacat bawaan dari pabrik yang terjadi pada saat proses perakitan. Hal itu terjadi
karena oli mesin yang masuk ke ruang bakar sehingga pada saat proses pembakaran
oli juga ikut terbakar sehingga timbul asap pekat.
Penyebab
utama masalah tersebut, kata Cucung, adalah silinder dan kepala silinder yang
bermasalah. Bahkan, tak jarang ia menemukan volume oli mesin yang melebihi
takaran juga menjadi penyebab timbulnya kepulan asap yang berlebihan itu.
Lantas
apa saja penyebab silinder dan kepala silinder itu bermasalah? Bagaimana cara
mengatasi masalah itu? Berikut penjelasan Cucung.
1.
Liner silinder tergores
Liner
silinder merupakan komponen yang terdapat di bagian blok mesin. Perangkat ini
berfungsi untuk melindungi bagian dalam silinder blok dari gesekan piston.
Pada
saat mesin dinyalakan dan kepala piston yang bergerak maju-mundur atau
naik-turun bisa menimbulkan goresan pada liner silinder. Luka gores tersebut
menjadi celah bagi oli mesin untuk masuk ke ruang bakar.
“Akibatnya,
saat mesin dinyalakan dan proses pembakaran terjadi, oli ikut terbakar sehingga
menghasilkan asap pekat,” kata Cucung.
Untuk
mengatasi hal itu, harus dilakukan penambahan ukuran atau istilah di kalangan
penggemar modifikasi adalah oversizing. Namun, proses tersebut juga harus
dibarengi dengan penggantian piston dan ring piston.
2.
Piston dan ring piston aus
Piston
atau kadang disebut istilah torak merupakan bagian dari mesin yang berfungsi
sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang
bakar. Piston terhubung ke poros engkol atau crankshaft melalui setang piston
atau istilah kerennya connecting rod.
Adapun
ring piston ada dua jenis, yaitu ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi
berfungsi untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada
dinding silinder.
“Piston
dan ring piston aus karena faktor usia pakai atau karena sebab-sebab lain
akibat perawatan dan perlakuan terhadap motor yang tidak baik,” terang Cucung.
Bila
keduanya rusak atau aus, selain menyebabkan kemampuan kompresinya menurun
sehingga performa mesin loyo juga menyebabkan oli merembes ke ruang bakar,
khususnya ring piston oli.
“Ring
oli ini hanya terdapat di motor mesin empat tak, Sebab, pelumasan mesin dua tak
menggunakan oli samping,” ujarnya. Bila ternyata silinder masih bagus, tetapi
piston dan ring piston telah aus, Anda harus mengganti keduanya.
3.
Seal klep bermasalah
Pada
umumnya, klep motor yang telah berumur di atas lima tahun yaitu tujuh tahun ke
atas sangat rawan mengalami masalah. Semua motor yang bermesin empat tak
dilengkapi klep.
Peranti
itu berfungsi untuk mengendalikan gas buang dan masuk ke ruang bakar yang akan
bercampur dengan bahan bakar minyak (BBM) yang telah disemburkan dari injektor
atau karburator.
Sedangkan
gas keluar adalah gas sisa hasil pembakaran di ruang bakar. Kedua jenis gas itu
digerakkan oleh dorongan maju mundur piston dan dibatasi klep.
Sehingga
bila seal klep atau bahkan klep itu sendiri aus atau rusak, maka oli yang
melumasi piston akan merembes ke ruang bakar. Akibatnya, rembesan pelumas itu
ikut terbakar saat proses pembakaran dan menimbulkan asap pekat dari knalpot.
Untuk
mengatasi masalah itu mau tidak mau Anda harus menggantinya dengan yang baru.
Sebab bila tidak permasalahan tidak akan pernah selesai karena peranti yang
sudah aus tidak bisa digunakan lagi.
4.
Volume oli yang berlebihan
Satu
hal yang patut digarisbawahi, setiap produsen sepeda motor telah menetapkan
kapasitas mesin dalam menampung oli. Begitu pun dengan pabrikan minyak pelumas
yang telah mempertimbangkan hal tersebut.
Walhasil,
dalam satu kemasan, baik kaleng maupun botol plastik, volume oli yang harus
dituang ke mesin telah ditetapkan dengan pasti. Bila ada pemilik motor yang
ingin menambah volume oli ke mesin dengan dalih agar gesekan antarkomponen
mesin tidak terjadi, hal itu justru salah.
“Sebab
oli yang melebihi takaran rawan masuk ke ruang bakar, terutama di saat mesin
sudah panas dan oli semakin encer,” ujar Cucung.
Akibatnya,
oli yang masuk ke ruang bakar ikut terbakar saat proses pembakaran terjadi.
Hasilnya, asap pekat keluar dari knalpot.
Semoga
bermanfaat…